KompetensiDasar yang relevan antara lain Menerangkan sifat-sifat tokoh dari kutipan novel yang dibacakan kelas IX semester 2 (BSNP 2006 49) Membandingkan Karakteristik novel angkatan 20-30an kelas IX semester 2 (BSNP 2006 51) dan Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan dengan indikator mampu mendata Judul novel angkatan 20 dan 30 Karya Marah Roesli Nurbaya. Jakarta Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969. Hami. Jakarta Balai Pustaka. 1924. dan Kemenakan. Jakarta Balai Pustaka. 1956. 4. Memang Jodoh naskah roman dan otobiografis 5. Tesna Zahera naskah Roman 6. Terjemahannya Gadis yang Malang novel Charles Dickens, 1922. Karya Abdul Muis 1. Salah Asuhannovel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972 2. Pertemuan Jodoh novel, 1933 3. Surapati novel, 1950 4. Robert Anak Surapatinovel, 1953 Karya Tulis Sutan Sati 1. Tak Disangka 1923 2. Sengsara Membawa Nikmat 1928 3. Syair Rosina 1933 4. Tjerita Si Umbut Muda 1935 5. Tidak Membalas Guna 6. Memutuskan Pertalian 1978 7. Sabai nan Aluih cerita Minangkabau lama 1954 Karya Sumam Hasibuan 1. “Pertjobaan Setia” 1940 2.“ Mentjari Pentjuri Anak Perawan” 1957 3. “Kasih Ta’ Terlarai” 1961 4. Kawan Bergelut” kumpulan cerpen 5. “Tebusan Darah“ Karya Haji Abdul Malik Karim 1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab. 2. Si Sabariah. 1928 3. Pembela Islam Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq,1929. 4. Adat Minangkabau dan agama Islam 1929. 5. Ringkasan tarikh Ummat Islam 1929. 6. Kepentingan melakukan tabligh 1929. 7. Hikmat Isra’ dan Mikraj. 8. Arkanul Islam 1932 di Makassar. 9. Laila Majnun 1932 Balai Pustaka. 10. Majallah Tentera’ 4 nomor 1932, di Makassar. 11. Majallah Al-Mahdi 9 nomor 1932 di Makassar. 12. Mati mengandung malu Salinan Al-Manfaluthi 1934. 13. Di Bawah Lindungan Ka’bah 1936 Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka. Hello world ^^ i'm just a girl from Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia who loves reading, eating and writing. If you wanna know me more, just follow and mention me at Ig sriayuu23 ^^ View All PostsJudulNovel Tahun 30-an (Pujangga Baru) Ciri-ciri Angkatan 30-an (Pujangga Baru) 1. Menggambarkan pertentangan kehidupan orang-orang kota, soal emansipasi wanita. 2. Hasil karyanya mulai bercorak kebangsaan; memuat soal kebangunan bangsa. 3. Gaya bahasanya sudah tidak menggunakan perumpamaan klise, pepatah, peribahasa. 4.Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari materi pada subbab ini, kamu diharap dapat mengidentifikasi novel angkatan 20-30an dengan baik dan tepat. Indonesia mempunyai banyak peninggalan karya sastra literer dari para sastrawan yang nama mereka abadi hingga kini. Sebagai generasi muda, ada baiknya kita mempelajari warisan tersebut sebagai refleksi akan kehebatan pendahulu kita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam dokumen sosial tersebut tentu ada yang masih relevan dengan kehidupan saat ini. Pada pertemuan ini kita mempelajari novel angkatan 1920-an. Penamaan Angkatan Balai Pustaka terjadi karena karya-karya mereka dimuat dan diterbitkan oleh Balai Pustaka. Adapun ciri pembeda antara novel angkatan 1920-1930 dan novel masa kini bisa dibedakan melalui a. tema yang diangkat, b. tokoh-tokoh yang dikisahkan, c. konflik yang terjadi, d. setting/latar yang ditampilkan, e. pilihan kata, f. gaya bahasa. 3. Menyatakan berulang-ulang; contoh berteriak-teriak, menggaruk-garuk. 4. Menyatakan saling; contoh pukul-memukul, tinju-meninju, tikam-menikam. 5. Menyatakan agak; contoh keabu-abuan, kemerah-merahan. 6. Menyatakan sangat; contoh sekencang-kencangnya, erat-erat, kuat-kuat. 7. Menyatakan himpunan; contoh satu-satu, dua-dua, tiga-tiga. 8. Menyatakan meskipun; contoh Mentah-mentah ia makan juga jambu tersebut. Kata-kata berikut kembangkan dalam sebuah kalimat dan tentukan arti perulangannya! 1. duduk-duduk 6. menulis-nulis 11. hati-hati 2. tidur-tidur 7. centang-perentang 12. kekuning-kuningan 3. huru-hara 8. carut-marut 13. berjalan-jalan 4. leluhur 9. undang-undang 14. tikam-menikam 5. sia-sia 10. tunggang-langgang 15. adik-adik Bacalah petikan novelangkatan 20-an berikut! Pertemuan Jodoh Karya Abdoel Moeis ... ”Oh, suatu pun tak ada yang akan menjadi kuatir. Masa dahulu memang kuranglah amannya di situ, hingga sado-sado pun acapkali ditahan oleh penyamun. Apalagi yang mengendarai kereta api tentu harus menaruh kuatir buat lalu di sana. Tapi sekarang sudah didirikan pos polisi di Jambatan Merah, dengan polisi yang bersenjatakan bolak-balik saja sepanjang jalan itu.” ”Oh, kalau demikian sungguh senang melalui jalan itu malam hari dengan kereta angin. Buat sebentar keluar kita dari keramaian kota, yang penuh dengan auto dan sekalian kendaraan lain, dan sesak pula oleh orang banyak.” ”Nanti kita menyimpang ke Gang Ketapang, melalui Petojo akhirnya bisa sampai pula ke tanah lapangan Gambir.” ”Oh,” kata Corrie dengan mengeluh, ”Jika badanku tidak terikat, ke Tanjung Priok pun aku suka. Jika sehari-harian duduk saja dalam kamar atau di sekolah, maka pelancungan keluar itu seolah-olah mengalirkan darah baru ke dalam tubuh. Otak pun berasa segar.” Dalam beramah-ramahan sampailah mereka ke Jambatan Merah. Sepanjang jalan teranglah cuaca, hingga rasa tak perlulah lentera-lentera jalan dinyalakan. Di Jambatan Merah, Corrie mengajak turun sebentar lalu memandanglah kedua anak muda itu ke sepanjang ”kanaal”, yang pada waktu itu berkilau-kilau warna airnya ditimpa oleh cahaya bulan yang terang-benderang. Di muka mereka terbentanglah padang luas, ditumbuhi oleh semak-semak,berkeliaran beribu-ribu kunang-kunang di situ. ”Sukakah engkau, bila kita melancung pada hari Minggu ke tepi laut di Neiuw Zandvoort, Corrie?” ”Sebenarnya aku sedang menghitung-hitung harimu buat tinggal di Betawi lagi, Hanafi. Alangkah sunyi kehidupanku, bila engkau kembali ke Sumatra Barat. Apakah hari Minggu yang akan datang engkau masih di sini?” ”Ya,Corrie. Kuhitung-hitung sudah lebih dari empat belas hari engkau di Betawi.” ”Sebenarnya, Corrie, tapi aku sudah minta tambah verlof.” ”Oh, apakah engkau belum dinyaakan sembuh oleh dokter? Baik-baik Hanafi, jika engkau bermaksud hendak menerima waris dari anjing gila itu, lebih dari engkau mesti memberi tahu daku!” ”Oh janganlah engkau takut Corrie. Untunglah diriku sudah terpelihara dari penyakit yang hebat itu. Tapi verlofku kuminta tambah, bukan karena penyakit itu.” ”Buat tinggal selama-lamanyadi Kota Betawi, Corrie!” ”Eh? Apakah engkau minta berhenti dari pekerjaanmu di Solok?” ”Belum, alngkah senang hatiku, bila jalan itu sudah terbuka.” ”Aku belum mengerti akan maksudmu, Hanafi?” ”Dengarlah, Corrie. Beberapa hari yang lalu aku sudah minta pindah ke Departemen BB di sini. Kata Chefafeeling, bahwa pindahan dari kantor Gewest ke Departemen itu tidaklah lazim; melainkan menantikan dahulu, apakah aku dapat ditempatkan di sini. Bila ada tempat, apakah aku minta berhenti dari jabatan sekarang, supaya sempat yang berkewajiban akan mengangkat dalam jabatan yang baru itu. Aku sendiri tidak mengerti apa perlunya mengambil jalan sepanjang jalan itu, tapi kata mereka itulah jalan yang lazim.” ”Ah, senang sekali hatiku, bila engkau sampai dapat pindah ke mari, Hanafi! Tapi... eh, ya ... anak istrimu, demikian juga ibumu, tentu kau suruh datang ke mari? Ya, eh, ya itulah yang sebaik-baiknya.” Dengan tidak disengajanya, Corrie sudah mengeluh,menarik napas panjang, lalu memandang kepada air, yang bergulung-gulung dan membuih keluar dari pintu air. Hanafi memandang pula pada permukaan air yang sedang berlaku di bawah kakinya itu, lalu berkata dengan mengeluh pula, ”Kira-kira mereka itu tidak datang ke Betawi,Corrie!” ”Eh?” ”Ya, tidak dapat kuterangkan kepadamu dengan sepatah dua patah kata saja. Tapi maksudku hendak meninggalkan mereka di Solok saja.” ”Tidak boleh jadi, Hanafi. Kewajiban orang yang sudah berumah tangga janganlah kau pandang enteng.” ”Itulah yang sudah aku menyebutnya, Corrie. Di dalam beberapa hari ini timbullah persabungan perasaan dan dalam kalbuku. Tak dapat aku mengatakan bagaimana bimbangnya rasa hatiku!” ”Ya, Hanafi! Aku memang ’anak Padang’, tahulah aku bagaimana kebiasaan orang Melayu terhadap perempuan yang dikawininya. Dengan tidak menaruh sesuatu keberatan, istri itu ditinggalkannya saja di kampung, sedang ia mengembara ke negeri orang, lalu beristri dan beranak pula di tempat pengembaraan itu. Tapi, perbuatan serupa itu bolehlah dilakukan oleh orang kampung yang tidak bersekolah, Hanafi. Engkau sendiri tak boleh berlaku serupa itu, karena perbuatan serupa itu, bagi orang yang serupa engkau, boleh dinamakan kerendahan budi’. Novel berjudul ”Pertemuan Jodoh” tersebut merupakan salah satu karya sastra angkatan 20-an yang disebut pula dengan angkatan Balai Pustaka. Berdasarkan kutipan novel tersebut, terdapat salah satu ciri angkatan 20-an, yaitu bersifat mendidik dan mengajar. Kutipan novel tersebut menggambarkan kebiasaan orang Melayu yang kurang baik, yaitu meninggalkan dan menelantarkan istri dan anak, serta membina keluarga baru di tempat perantauan. Pendidikan yang ingin disampaikan oleh novel tersebut ialah kesetiaan terhadap keluarga. Latihan Bacalah kutipan novel berikut dan kerjakan pelatihan yang menyertainya! Pulang dari Sekolah Kira-kira pukul satu siang, kelihatan dua orang anak muda bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang, di muka sekolah Belanda Pasar Ambacang di Padang, seolah-olah mereka hendak memperlindungkan dirinya dari panas yang memancar dari atas dan timbuh dari tanah, bagaikan uap air yang mendidih. Seorang dari anak muda ini ialah anak laki-laki yang umurnya kira-kira 18 tahun. Pakaiannya baju jas tutup putih dan celana pendek hitam, yang terkancing di ujungnya. Sepatunya sepatu hitam tinggi, yang disambung ke atas dengan kaus sutra hitam pula dan diikatkan dengan ikatan kaus getah pada betisnya. Topinya topi rumput putih, yang biasa dipakai bangsa Belanda. Di tangan kirinya ada beberapa kitab dengan sebuah peta bumi dan dengan tangan kanannya dipegangnya sebuah belebas, yang dipukul-pukulkannya ke betisnya. Jika dipandang dari jauh, tentulah akan disangka anak muda ini seorang anak Belanda, yang hendak pulang dari sekolah. Tetapi jika dilihat dari dekat, nyatalah ia bukan bangsa Eropa; karena kulitnya kuning sebagai kulit langsat, rambut dan matanya hitam sebagai dawat. Di bawah dahinya yang lebar dan tinggi nyata kelihatan alis matanya yang tebal dan hitam pula. Hidungnya mancung dan mulutnya halus. Badannya sedang, tak gemuk dan tak kurus, tetapi tegap. Pada wajah mukanya yang jernih dan tenang, berbayang, bahwa ia seorang yang lurus, tetapi keras hati, tak mudah dibantah, barang sesuatu maksudnya. Menilik pakaian dan rumah sekolahnya, nyata ia anak yang mampu dan tertib, sopannya menyatakan anak seorang yang berbangsa tinggi. Teman anak muda ini ialah seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira 15 tahun. Pakaian gadis ini pun sebagai pakaian anak Belanda juga. Rambutnya yang hitam dan tebal itu dijalinnya dan diikatnya dengan benang sutra, dan diberinya pula berpita hitam di ujungnya. Gaumnya baju nona-nona terbuat dari kain batis, yang berkembang merah jambu. Sepatu dan kausnya, coklat warnanya. Dengan tangan kirinya dipegangnya sebuah batu tulis dan sebuah kotak yang berisi anak batu, pensil, pena, dan lain-lain sebagainya; dan di tangan kanannya adalah sebuah payung sutra kuning muda, yang berbunga dan berpinggir hijau. Alangkah elok parasnya anak perawan ini, tatkala berdiri sedemikian! Seakan- akan dagang yang rawan, yang bercintakan sesuatu, yang tak mudah diperolehnya. Pipinya sebagai pauh dilayang, yang kemerah-merahan warnanya kena bayang baju dan payungnya, bertambah merah rupanya, kena panas matahari. Apabila ia tertawa cekunglah kedua pipinya, menambahkan manis rupanya; istimewa pula karena pada pipi kirinya ada tahi lalat yang hitam. Pandangan matanya tenang dan lembut, sebagai janda baru bangun tidur. Hidungnya mancung, sebagai bunga melur, bibirnya halus, sebagai delima merekah, dan di antara kedua bibir itu kelihatan giginya, rapat berjejer, sebagai dua baris gading yang putih. Dagunya sebagai lebah bergantung, dan pada kedua belah cuping telinganya kelihatan subang perak, yang bermatakan berlian besar, yang memancarkan cahaya air embun. Di lehernya yang jenjang tergantung pada rantai emas yang halus sebuah hati-hati yang bermatakan permata delima. Jika ia minum, seakan-akan terbayangkan air yang diminumnya di dalam kerongkongannya. Suaranya lemah lembut bagai buluh perindu, memberi pilu yang mendengarnya. Dadanya bidang, pingganggnya ramping. Lengannya dilingkari gelang ular-ular, yang bermatakan beberapa butir berlian yang bernyala-nyala sinarnya. Pada jari manis tangan kirinya yang halus itu kelihatan sebentuk cincin mutiara yang besar matanya. Kakinya baik tokohnya dan jalannya lemah gemulai. Menurut bangun tubuh, warna kulit dan perhiasan gadis ini, nyatalah ia bangsa anak negeri di sana; anak orang kaya atau orang yang berpangkat tinggi. Barangsiapa memandangnya, tak dapat tiada akan merasa tertarik oleh sesuatu tali rahasia, yang mengikat hati, dan jika mendengar suaranya, terlalailah daripada sesuatu pekerjaan. Sekalian orang bersangka, anak ini kelak, jika telah sampai umurnya niscaya akan menjadi sekuntum bunga, kembang Kota Padang, yang semerbak baunya sampai ke mana-mana, menjadikan asyik berahi segala kumbang dan rama-rama yang ada di sana. “Apakah sebabnya Pak Ali hari ini terlambat datang? Lupakah ia menjemput kita?” demikianlah tanya anak laki-laki tadi kepada temannya yang perempuan, sambil menoleh ke jalan yang menuju ke pasar Kampung Jawa. “Ya, biasanya sebelum pukul satu ia telah ada di sini. Sekarang, cobalah lihat! Jam di kantor telepon itu sudah hampir setengah dua,” jawab anak perempuan yang di sisinya. “Jangan-jangan ia tertidur karena mengantuk; sebab tadi malam ia minta izin kepada ayahku, pergi menonton komidi kuda. Kalau benar demikian, tentulah kesalahannya ini akan kuadukan kepada ayahku,” kata anak laki-laki itu pula, sebagai marah rupanya. “Ah, jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua bekerja pada ayahmu, melainkan telah bertahun-tahun. Dan di dalam waktu yang sekian lamanya itu belum ada ia berbuat kesalahan apa-apa. Bagaimanakah rasanya kalau kita sendiri sudah setua itu masih dimarahi juga? Pada sangkaku, tentulah ada alangan apa-apa padanya. Jangan-jangan ia mendapat kecelakaan di tengah jalan. Kasihan orang tua itu! Lebih baik kita berjalan kaki saja perlahan-lahan, pulang ke rumah; barangkali di tengah jalan kita bertemu dengan dia kelak,” kata anak perempuan itu pula seraya membuka payum sutranya dan berjalan perlahan-lahan ke luar pekarangan rumah sekolah. “Ya, tetapi aku lebih suka naik bendi daripada berjalan kaki, pulang ke rumah, sebab aku amat lelah rasanya dan hari amat panas. Lihatlah mukamu telah merah sebagai jambu air, kena panas matahari,” jawab anak laki-laki itu seakan-akan merengut, tetapi diikutinya juga temannya yang perempuan tadi. “Benar hari panas, tetapi tak mengapa. Kaulihat sendiri, aku ada membawa pay- ing yang boleh kita pakai bersama-sama. Merah mukaku ini bukan karena panas semata- mata, melainkan memang sejak dari sekolah sudah merah juga.” “Apa sebabnya? Barangkali engkau dimarahi gurumu,” tanya Sam, demikianlah nama anak laki-laki itu, sambil memandang kepada temannya. “Bukan begitu, Sam, hanya… O, itu Pak Ali datang!” Tiada berapa lama kemudian berhentilah di muka anak muda ini sebuah bendi yang ditarik oleh seekor kuda Batak. Rupanya kuda ini telah lama dipakai karena badannya basah dengan peluh. Di atas benda ini duduk seorang kusir, yang umurnya kira-kira 45 tahun, tetapi badannya masih kukuh. Pada air mukanya nyata kelihatan bahwa ia seorang yang lurus hati dan baik budi, walaupun ia tiada remaja lagi. “Pak Ali, mengapa terlambat datang menjembut kami? Tahukah bahwa sekarang ini sudah setengah dua? Setengah jam lamanya kami harus berdiri di bawah pohon ketapang, sebagai anak ayam ditinggalkan induknya,” kata Sam seakan-akan marah, sambil menghampiri bendi yang telah berhenti itu. “Engku muda, janganlah marah! Bukannya sengaja hamba terlambat. Sebagai biasa, setengah satu telah hamba pasang bendi ini untuk menjemput Engku Muda. Tetapi Engku Penghulu menyuruh hamba pergi sebentar menjemput engku Datuk Meringgih karena ada sesuatu yang hendak dibicarakan. Kebetulan Engku Datuk itu tak ada di tokonya sehingga terpaksa hamba pergi ke Ranah, mencarinya di rumahnya. Itulah sebabnya terlambat hamba datang, jawab kusir tua itu dengan sabar. Sumber Sitti Nurbaya karya Marah Rusli Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan berdiskusi kelompok! 1. Siapa saja tokoh dalam kutipan novel tersebut! 2. Jelaskan setting latar dalam kutipan novel tersebut! 3. Apakah yang mereka gunakan sebagai alat transportasi pulang-pergi ke sekolah? 4. Mengapa Pak Ali terlambat menjemput? 5. Berapa jam mereka menunggu jemputan Ubahlah kata/kelompok kata berikut dengan kata/kelompok kata yang umum digunakan saat ini! 1. Kira-kira pukul satu siang, kelihatan dua orang anak muda, bernaung di bawah pohon ketapang yang rindang. 2. Alangkah elok parasnya anak perawan ini, tatkala berdiri sedemikian. 3. Pandangan matanya tenang dan lembut, sebagai janda baru bangun tidur. 4. Sekalian orang bersangka, anak ini kelak, jika sampai umurnya, niscaya akan menjadi sekuntung bunga. 5. Ah, jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua bekerja pada ayahmu, melainkan bertahun-tahun.UjiKemampuan 3 Guna meningkatkan kemampuanmu terhadap materi mengidentifikasi novel angkatan 20-30-an, bacalah kutipan novel berikut dengan cermat Maka menyerahlah Midun belajar silat oleh ayahnya kepada Pendekar Sutan. Karena Pak Midun seorang yang tahu dan arif, tiadalah ditinggalkannya syarat-syarat aturan berguru, meskipun tempat anaknya Pelajaran 6 Komunikasi 129 Budak itu memegang tangan ibunya, seraya memandang mukanya dengan pandang yang lemah. Ibunya memeluk dan mencium cahaya matanya itu, seraya berkata “Ibu tidak menidakkan pemberian Allah, nafkah kita cukup selamanya, dan Riam lebih daripada permata yang mahal bagi ibu.” Sudah tentu si anak itu kurang mengerti akan ibunya itu. Sebab itu, ia melihat muka ibunya lagi dengan herannya. “Anakku bertanya tadi, apa sebabnya ada orang kaya dan ada pula orang miskin, sedang Tuhan itu menyayangi sekalian yang diadakan-Nya. Apa sebabnya, orang kaya itu kaya, ada. Ibu sudah berkata dahulu, Tuhan itu amat menyayangi manusia itu, bukan?” “Ya, Mak” sahut Mariamin, “Bagus. Allah yang Rahim amat mencintai hambanya. Oleh sebab itu, haruslah manusia itu menaruh sayang kepada sesamanya manusia. Mereka itu harus tolong-menolong. Riam berkata tadi ibu si Batu miskin, kita kaya. Jadi sepatutnya bagi kita menolong mereka itu, itulah kesukaan Allah. Riam pun haruslah mengasihi orang yang papa lagi miskin, dan rajin disuruh Mak mengantarkan makanan ke rumah orang yang serupa itu. Sudahkah mengerti Riam, apa sebabnya orang kaya itu kaya?” “Sudah, yakni akan menolong manusia yang miskin,” sahut si anak yang cerdik itu. “Benar, begitulah kehendak Allah” kata si ibu serta mencium kening anaknya itu berulang-ulang, matanya basah oleh air mata; dalam hatinya berkata, “Mudah-mudahan Allah memeliharakan anakku ini dan memberikan hati yang pengiba bagi dia.” Azab dan Sengsara, 200181-84 Berdasarkan kutipan novel tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam kutipan novel adalah berikut. a. Budaya makan keluarga selalu dilakukan bersama-sama lengkap; ayah, ibu, dan anak. Jika ada sesuatu hal yang di luar kebiasaan terjadi, maka anak diperbolehkan makan terlebih dahulu. Sementara istri harus tetap mengunggu suaminya. Kutipannya sebagai berikut. “Ayah sudah datang, sajikanlah nasi itu Mak, saya pun sudah lapar,” … “Baik, … Panggillah ayahmu, supaya kita bersama-sama makan …” “Ayah belum hendak makan” … “Baiklah anakku dahulu makan, hari sudah tinggi. Ibulah nanti kawan ayahmu makan.” b. Anak harus menurut perintah ibunya. Kutipannya sebagai berikut. “Pekerjaan itu, yakni mengantar-antarkan sedekah ke rumah orang lain, tiadalah paksaan bagi Mariamin …” “Jadi sepatutnya bagi kita menolong mereka itu, itulah kesukaan Allah. Riam pun haruslah mengasihi orang yang papa lagi miskin, dan rajin disuruh Mak mengantarkan makanan ke rumah yang serupa itu.” Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 130 2. Perasaan dan pola pikir yang digunakan dalam novel sangat sederhana dan sesuai dengan realitas. Hal ini ditunjukkan saat Ibu Mariamin menjelaskan kepada Mariamin tentang mengapa ada orang kaya dan mengapa ada orang miskin. Penjelasan tersebut diungkapkan secara sederhana, bijaksana, dan masuk akal. 3. Keterkaitan isi kutipan novel dengan kehidupan masa kini. a. Kebersamaan dalam keluarga harus dibina sejak anak- anak masih berusia dini. Contoh makan bersama adalah kesempatan keluarga untuk dapat berkumpul bersama. b. Hidup hemat juga harus diterapkan dalam kehidupan keluarga sehingga mampu menjadi teladan bagi si anak. Contoh Ibu Mariamin meneladankan sikap dan perilaku hemat dengan memilih menganyam tikar daripada membelinya di pasar. c. Menanamkan nilai tolong-menolong kepada anak dapat dilakukan dengan cara orang tua memberikan teladan sikap dan perilaku. Contoh Ibu Mariamin sering meminta anaknya mengantarkan makanan ke rumah orang yang miskin. d. Menanamkan nilai-nilai persamaan derajat juga dapat dilakukan sejak anak masih berusia dini. Contoh Mariamin anak orang kaya bersahabat karib dengan Aminuddin anak orang miskin. Dalam mengidentifikasi kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam novel angkatan 20 sampai 30-an, kalian dapat melihat nilai historis yang terdapat dalam kutipan novel tersebut. Selain itu, kalian juga dapat mengidentifikasikannya dari ungkapan peribahasa yang terdapat dalam kutipan novel. Berikut dijelaskan nilai historis dan ungkapan peribahasa yang terdapat dalam kutipan novel Azab dan Sengsara. 1. Nilai historis yang terdapat dalam kutipan novel. Sekolah zaman dulu adalah SR Sekolah Rakyat. Sekolah ini diperuntukkan bagi anak orang kaya, dan anak bangsawan. Berdasarkan catatan sejarah diketahui bahwa pendirian sekolah ini sebagai akibat dijalankannya politik balas budi politik etik pemerintah Belanda sejak tahun 1918. Dengan adanya Sekolah Rakyat ini memberikan kesempatan bagi kalangan pribumi untuk belajar membaca dan menulis. Setelah mereka pandai, kelak akan dijadikan pegawai pemerintah Belanda. Pelajaran 6 Komunikasi 131 2. Ungkapan peribahasa yang terdapat dalam kutipan novel. a. “Hemat pangkal kaya, sia-sia utang tumbuh” artinya kalau hendak kaya harus pandai berhemat, sebab kalau boros tentu terjerumus ke dalam utang. b. “Hendak kaya berdikit-dikit, hendak mulia bertabur urai” artinya kalau ingin kaya, harus pandai berhemat; kalau ingin jadi orang terpandang wajib suka berdana. c. “Hancur badan di kandung tanah, budi baik dike- nang jua” artinya budi bahasa yang baik takkan mudah dilupakan orang. d. “Alang berjawat, tepuk berbalas” artinya baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat. e. “Kecil teranja-anja, besar terbawa-bawa” artinya apabila selagi kecil dimanjakan, sudah besar akan bermanja-manja. f. “Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga” artinya sifat anak tak jauh dari sifat orang tuanya. g. “Di mana ranting dipatah, di situ air disauk” artinya hendaklah kita menurut adat-istiadat negeri tempat kita tinggal. h. “Guru makan berdiri, murid makan berlari” artinya kelakuan guruorang tua selalu diturut muridanaknya. i. “Tuntut ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur” artinya belajarlah selalu sejak muda sampai tua. Uji Kemampuan 3 Guna meningkatkan kemampuanmu terhadap materi mengidentifikasi novel angkatan 20-30-an, bacalah kutipan novel berikut dengan cermat Maka menyerahlah Midun belajar silat oleh ayahnya kepada Pendekar Sutan. Karena Pak Midun seorang yang tahu dan arif, tiadalah ditinggalkannya syarat-syarat aturan berguru, meskipun tempat anaknya berguru itu adik sebapak dia. Pendekar Sutan dipersinggah dibawa, dijamu oleh Pak Midun dengan makan-minum, maka diketengahkannyalah oleh Pak Midun syarat- syarat berguru ilmu silat, sebagaimana yang sudah di Minangkabau. Syarat berguru silat itu adalah; beras sesukat, kain putih sekabung, besi sekerat pisau sebuah, uang serupiah, penjahit jarum tujuh, dan sirih pinang selengkapnya. Segala barang-barang itu sebenarnya kiasan saja semuanya. Arti dan wujudnya Beras sesukat, gunanya akan dimakan guru, selama mengajari anak muda yang hendak belajar itu, seolah-olah mengatakan; perlukanlah mengajarnya, janganlah dilalaikan sebab hendak mencari penghidupan lain. Kain putih sekabung, “alas tobat” namanya; maksudnya dengan segala putih hati dan tulus anak muda itu menerima pengajaran; samalah dengan kain itu putih dan bersih hati anak muda itu menerima barang apa yang diajarkan guru. Ia akan Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 132 menurut suruh dan menghentikan tegah. Dan lagi mujur tak boleh diraih, malang tak boleh ditolak, kalau sekiranya ia kena pisau atau apa saja sedang belajar, kain itulah akan kafannya kalau ia mati. Besi sekerat pisau sebuah itu maksudnya, seperti senjata itulah tajamnya pengajaran yang diterimanya dan lagi janganlah ia dikenai senjata, apabila telah tamat pengajarannya. Uang serupiah, ialah untuk pembeli tembakau yang diisap guru waktu melepaskan lelah dalam mengajar anak muda itu. Hampir searti dengan beras sesukat tadi. Penjahit tujuh, artinya sepekan tujuh hari hendaklah guru itu terus mengajarnya, dengan pengajaran yang tajam seperti jarum itu. Dan meski tujuh macamnya mara bahaya yang tajam-tajam menimpa dia, mudah-mudahan terelakkan olehnya, berkat pengajaran guru itu. Pengajaran guru itu menjadi darah daging hendaknya kepadanya, jangan ada yang menghalangi, terus saja seperti jarum yang dijahitkan. Sirih pinang selengkapnya, artinya ialah akan dikunyah guru waktu ia menghentikan lelah tiap-tiap sesudah mengajar anak muda itu, dan lagi sirih pinang itu telah menjadi adat yang biasa di tanah Minangkabau. Sengsara Membawa Nikmat, Tulis Sutan Sati TAGIHAN 1. Carilah novel Indonesia terbitan tahun 1920 sampai 1930-an 2. Bacalah sebuah novel yang menurutmu menarik 3. Buatlah rangkuman singkat tentang isi novel tersebut 4. Temukanlah kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam novel tersebut 5. Jelaskanlah keterkaitan isi novel tersebut dengan kehidupan nyata sekarang Kerjakanlah sesuai dengan perintah 1. Temukanlah kebiasaan, adat, dan etika yang terdapat dalam kutipan novel tersebut 2. Jelaskanlah keterkaitan isi kutipan novel tersebut dengan kehidupan nyata sekarang D. Menulis Karya Tulis Ilmiah Karya tulis merupakah bentuk karangan yang mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan penulisnya dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karya tulis yang digolongkan sebagai karya ilmiah merupakan karangan yang didasarkan pada kegiatan ilmiah. Kegiatan ilmiah dalam hal ini dapat berupa penelitian lapangan, percobaan laboratorium, atau telaah buku. Sebuah tulisan disebut karya tulis ilmiah apabila mengandung usnur-unsur berikut. 1. Didasarkan pada fakta dan data. 2. Disajikan secara objektif atau apa adanya. 3. Menggunakan bahasa yang lugas dan jelas. Tujuan Pembelajaran Tujuan belajar kalian adalah dapat mem- buat karya tulis ilmiah sederhana berdasarkan berbagai sumber. Pelajaran 6 Komunikasi 133 Kemampuan membuat karya tulis ilmiah sangat kalian perlukan dalam proses pembelajaran. Selain itu, karya tulis ilmiah yang baik akan memberikan banyak manfaat bagi diri kalian sendiri dan masyarakat umumnya. Sumber informasi yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah, baik berupa teori, pendapat, atau kutipan lain, harus diungkapkan dengan jelas dan dicantumkan sumber pengambilan tersebut. Sumber tulisan dapat ditulis secara langsung setelah kutipan atau diletakkan di dalam bagian daftar pustaka. Sebelum berlatih membuat karya tulis ilmiah sederhana yang didasarkan dari berbagai sumber tertulis, perhatikan contoh karya tulis ilmiah di bawah beserta penjelasannya. Informasi beserta sumber informasi – Internet adalah sebuah jaringan multimedia yang pengopera- siannya memerlukan seperangkat komputer, modem, dan jaringan telepon atau satelit. – Dengan hanya berbekal sampai dengan untuk setiap jam di warung internet warnet, kita memperoleh banyak data yang kita perlukan baik untuk penulisan artikel maupun penelitian. “Berinternet Gratis dengan JUICE” dalam Suara Merdeka, 30 Agustus 2004. Berdasarkan informasi dan sumber informasi di atas, kalian dapat menyusun sebuah tulisan ilmiah sederhana seperti contoh berikut. Ingin Tahu? Sistematika penulisan ilmiah. 1. Pendahuluan. 2. Permasalahan. 3. Pembahasan. 4. Penutup kesimpulan dan saran. 5. Daftar pustaka. Langkah-langkah menulis karya tulis ilmiah. 1. Menentukan topik yang akan dibahas. 2. Menentukan tujuan pembahasan. 3. Mengumpulkan bahan. 4. Membuat kerangka tulisan. 5. Menyusun kerangka tulisan menjadi karya tulis ilmiah yang utuh dan lengkap. Pemanfaatan Internet I. Pendahuluan Berkembangnya teknologi informa- tika telah membuka wawasan baru bagi dunia pendidikan di Indonesia. Betapa tidak, berbagai sumber informasi yang kita perlukan kini tersedia di depan mata. Maka, tidaklah mengherankan jika ada yang menyatakan siapa yang menguasai teknologi, dialah yang memainkan peranan penting di kemudian hari. Keterbukaan akses internet membuka peluang besar bagi dunia pendidikan untuk terus meningkatkan mutunya. Dengan demikian, dituntut peran serta semua civitas akademik mulai guru, siswa, orang tua siswa, dan pemerintah untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia melalui media internet. II. Permasalahan Bagaimana pola pemanfaatan me- dia internet yang ideal bagi dunia pendidikan? III. Pembahasan Pengertian internet Internet adalah sebuah jaringan multimedia yang pengoperasiannya memerlukan seperangkat komputer, mo- dem, dan jaringan telepon atau satelit. Internet merupakan salah satu jendela kita untuk dapat mengetahui berbagai perkembangan dunia ilmu pengetahuan di dunia luar. Prosedur pencarian data di internet Cukup hanya memasukkan kata kunci dari data yang kita perlukan, secara otomatis jaringan internet akan mencari dan menampilkan data-data yang kita Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMP Jilid 3 134 perlukan. Dengan hanya berbekal sampai dengan untuk setiap jam di warung internet warnet, kita memperoleh banyak data yang kita perlukan baik untuk penulisan artikel maupun penelitian. IV. Penutup Kesimpulan 1. Teknologi internet merupakan perkembangan yang harus diikuti oleh setiap civitas akademik, sehingga kehadirannya mampu memberikan nilai tambah bagi dunia pendidikan. 2. Perlu kesadaran semua pihak bahwa penerapan teknologi multimedia dalam dunia pendidikan penting untuk segera dilakukan sehingga terbentuk sebuah komunitas atau jaringan belajar yang interaktif. 3. Dengan berhasilnya pemanfaatan internet, diharapkan dapat menunjang kreativitas remaja dalam dunia penulisan ilmiah. Saran Mengingat pemanfaatan internet masih memerlukan biaya yang tidak sedikit, alangkah baiknya jika pihak sekolah untuk sementara waktu ini memanfaatkan akses internet yang berlangganan. Di tahun 2008, teknologi internet akan lebih mudah dan gratis dengan cara bergabung dalam komunitas JUICE, karena komunitas JUICE mempunyai program khusus yang hanya memanfaatkan line telepon tanpa menggunakan pulsa. V. Daftar Pustaka Junaedi, Fajar. 2004. “Berinternet Gratis dengan JUICE” dalam Suara Merdeka. Semarang Suara Merdeka, 30 Agustus 2004. http Contoh karya tulis di atas menggunakan format ilmiah, yaitu dengan menggunakan bahasa baku dan sistematika ilmiah. Berdasarkan daftar pustaka, dapat kalian lihat bahwa karya tulis tersebut menggunakan dua sumber, yaitu dari media massa dan internet. Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam membuat karya tulis adalah berikut. 1. Tentukan objek yang akan dikaji. 2. Tentukan permasalahan yang akan dibahas dari objek kajian. 3. Kumpulkan sumber-sumber bacaan pendukung baik berupa informasi maupun teori. 4. Analisislah objek kajian dengan mengulas permasalahan yang dikemukakan. 5. Buatlah kesimpulan berdasarkan hasil analisis. 6. Tulislah sumber bacaan dan lainnya dalam daftar pustaka. Dalam penulisan karya ilmiah atau karya tulis, diperlukan sumber kepustakaan atau daftar pustaka. Daftar pustaka merupakan sumber rujukan atau sumber bacaan sebagai sarana penunjang dalam proses penulisan karangan. Kumpulan sumber bacaan tersebut disusun secara sistematis berdasarkan abjad pengarang dan judul atau secara berurutan. Unsur-unsur informasi kepustakaan yang diutamakan dalam daftar pustaka adalah berikut. TAGIHAN Susunlah sebuah karya tulis dengan topik bebas Buatlah catatan pustaka dan daftar pustaka yang merujuk pada sumber- sumber referensi yang kamu gunakanNovelkarya Abdul Muis ini merupakan salah satu roman yg lahir di masa Angkatan '20-an, banyak mendapat perhatian kalangan sastrawan, dan berlatar belakang adat-istiadat Minangkabau. Pertama kali terbit tahun 1928 oleh PN. Balai Pustaka. Hanafi dikirim ibunya ke Betawi untuk bersekolah di HBS (Hoogere Burger School).September 26, 2022 245 pm . 5 min read Judul Novel 20-30 an akan kamu ketahui sebentar lagi di artikel ini. Di sini akan di bahas mengenai penulis beserta karya-karyanya yang pernah terbit di sekitar tahun 1920-1930. Karya-karya tersebut pernah menjadi best seller pada masanya. Berikut juga penulisnya merupakan penulis jaman sebelum kemerdekaan terjadi. Penasaran siapa saja? Yuk, simak artikel ini sampai selesai agar kamu mengetahui informasi ini secara lengkap. 1. Marah Roesli Penulis pada era 20-30 an pertama adalah Marah Roesli atau bisa di eja dengan Marah Rusli. Ia merupakan sastrawan Indonesia angkatan Balai Pustaka. Awal ketenarannya karena sebuah karyanya yang berjudul Siti Nurbaya yang di terbitkan pada tahun 1920 dan karya tersebut sangat populer pada masanya. Bukan hanya saat itu karya yang satu ini masih populer sampai sekarang. Bukan hanya itu novel ini juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah RI tahun 1969. Berikut judul novel karya Marah Rusli tahun angkatan 20-30an lainnya diantaranya adalah La Hami. Jakarta Balai Pustaka 1924Gadis yang malang Nove Charles Dickens, 1922Indonesia, Tumpah Darahk 1928Tanah Air Jakarta Balai Pustaka tahun 1922Ken Arok dan Ken Dedes tahun 1934Siti Nurbaya 1920 2. Tulis Sutan Sati Selanjutnya Tulis Sutan Sati merupakan penulis angkatan Balai Pustaka yang lahir di Bukit Tinngi tahun 1898. Hal yang istimewa dari beliau adalah para tokoh, sifat tokoh, latar budaya dan gambaran Minangkabau secara detail. Di tambah dengan ia penganut agama islam yang kental sehingga banyak pesan moral, nasihat, dan cinta tanah air dalam setiap ceritanya. Berikut beberapa contoh judul novel 20-30an karya dari Tulis Sutan Sati, diantaranya adalah Tak Di sangka 1923Tak Membalas Guna 1932Sengsara Membawa Nikmat 1928Tjerita Si Umbut Muda 1935Syair Rosina 1933 3. Suman Hasibuan Penulis angkatan tahun 20-30 an lainnya adalah Suman Hasibuan. Beliau merupakan seorang sastrawan melayu yang berasal dari Tapanuli Riau dan merupakan sastrawan angkatan Balai Pustaka. Terinspirasi oleh ayahnya, yang berhenti dari klan Hasiban di Bengkalis yang dominan Melayu ia memakai nama pena Soeman Hs. Dan ia menyerahkan novel pertamanya jang berjudul Kasih Tak Terlerai ke Balai Pustaka. Soeman pada tahun 1961 ia mulai mendirikan sekolah-sekolah mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Gubernur Riau juga mengajaknya untuk mendirikan Universitas Islam Riau. Meski pensiun menjadi Guru namun ia bergabung di Badan Pemerintahan Harian dan terlibat beberapa yayasan berikut merupakan karya-karya kerennya pada masa angkatan 20-30 an, diantaranya adalah Kasih Tak Terlerai 1929Percobaan Setia 1931Mencari Pencuri Anak Perawan 1932Kasih Tersesat 1932Tebusan Darah 1939 4. Haji Abdul Malik Karim Buya hamka Penulis angkatan 20-30an lainnya ada Haji Abdul Malik Karim atau di kenal dengan nama Populernya yaitu Buya Hamka. Beliau merupakan sastrawan, jurnalis, ulama dan bahkan pendidik. Novel yang terkenal adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang diangkat menjadi sebuah film ini banyak menuai pujian. Judul novel 20-30an lainnya karya Buya Hamka diantaranya adalah Si Sabariah 1928Adat Minangkabau dan Agama Islam 1929Laila Majnun 1932Kepentingan melakukan Tabligh 1929Tan Direktur 1939Di Bawah Lindungan Ka’bah 1938Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 1939Di Dalam Lembah Kehidoepan 1939Di Jemput Mamaknya 1939Mati Mengandung Malu 1934 5. Nur Sutan Iskandar Selanjutnya penulis angkatan 20-30an yang populer lainnya adalah Nur Sutan Iskandar. Beliau merupakan sastrawan paling produktif di generasi Balai Pustaka. Dia sudah menulis sejak tahun 1920an. Nur Sutan Iskandar amat tertarik pada permasalahan adat dan kaum muda khususnya menyangkut perkawinan. Berikut merupakan judul novel 20-30an karya dari Nur Sutan iskandar adalah Apa Dayaku Karena Aku Perempuan 1923Cinta Yang Membawa Maut 1926Salah Pilih 1928Abu Nawas 1929Dewi Rimba 1935Hulubalang Raja 1934Neraka Dunia 1937Katak Hendak jadi Lembu 1935Karena Mentua 1932Tuba Di Balas Dengan Susu 1933 6. Sanusi Pane Penulis selanjutnya ada Sanusi Pane. Beliau merupakan penulis atau sastrawan Indonesia yang digolongkan pada angkatan pujangga baru. Ia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah. Ia lahir Mandailing Natal tahun 1905. Sanusi Pane mencari inspirasinya pada kebudayaan Budaya Hidu Budha di Indonesia pada masa lampau. Persatuan jasmani, rohani, dunia, akhirat, idealisme, dan matrelialisme yang tercermin dalam karya-karyanya. Sanusi juga pernah mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya pada tahun 1969 dari pemerintah RI. Berikut beberapa judul novel angkatan 20-30a karya dari Sanusi Pane, diantaranya adalah Pancaran Cinta 1926Puspa Mega 1927Madah Kelana 1931Sandhykala Ning Majapahit 1933Nyanyi Sunyi 1937Begawat Gita 1933Setanggi Timur 1939Kertajaya 1932Tengku Amir Hamzah 1934 7. Abdul Muis Penulis selanjutnya pada era 20-30an adalah Abdul Muis. Beliau merupakan sastrawan, politikus, dan juga wartawan Indonesia. Dan beliau juga merupakan pengurus besar Serikat Islam. Dan ia di kukuhkan sebagai pahlawan Nasional yang pertama oleh presiden RI Soekarno pada 30 agustus 1959. Novel yang paling terkenal miliknya adalah Salah Asuhan. Novel tersebut pernah difilmkan dengan sutradara Asrul Sani. Bukan hanya itu novel Salah Asuhan ini juga pernah di terbitkan oleh Robin Susanto dan di terbitkan dengan Judul Never the Twain oleh Foundation Library of Indonesia. Berikut merupakan judul novel angkatan 20-30an karya dari Abdul Muis, diantaranya adalah Salah Asuhan 1928Pertemuan Djodoh 1933 8. Sutan Takdir Alisjahbana Penulis selanjutnya ada Sutan Takadir Alisjahbana beliau lahir pada tanggal 11 februari tahun 1908 di Mandailing Natal Sumatra Utara. Beliau meruapak seorang budayawan, sastrawan, dan juga ahli tata bahasa Indonesia. Beliau juga merupakan salah seorang pendiri Universitas Nasional Jakarta. Novel yang terkenal karyanya adalah Layar terkembang, Dian Tak Kunjung Padam novel ini prnah mendapatkan penghargaan Satyalencana kebudayaan tahun1970 oleh pemerintahan RI. Pemikirannya mengenai bahwa Indonesia haruslah belajar mengejar ketertinggalannya dengan mencari materi, modernisasi pemikiran, dan belajar ilmu-ilmu Barat. Dan hal tersebut menjadi polemik dengan cendikiawan Indonesia. Terlepas pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana tentang Modernisasi Barat. Berikut merupakan Judul Novel 20-30an karya belau yang populer, diantaranya adalah Dian Tak Kunjung Padamu 1932Tak Putus Dirundung Malang 1929Tebaran Mega 1935Layar Terkembang 1936 Akhir Kata Nah, itulah beberapa judul novel angkatan 20-30an dari berbagai penulis keren pada zamannya. Sebetulnya masih banyak judul novel lainnya. Namun, kali ini hanya 50 judul saja yang saya bahas di artikel ini. Bagaimana apakah kamu pernah coba membaca salah satu dari judul-judul novel di atas? Jika pernah coba tulis di kolom komentar ya? Judul yang mana yang pernah kamu baca? Tulis pengalamanmu di bawah dan klik share ke media sosial kamu jika di rasa artikel ini bermanfaat.2 Novel Angkatan 30-an. Angkatan 30-an (Pujangga Baru) merupakan angkatan yang berani menampilkan perubahan. Perubahan ini tercermin dalam tema-tema yang diangkat tidak lagi terpengaruh oleh budaya dan adat masyarakat lama. Tokoh yang menonjol dalam angkatan ini antara lain, Armin Pane, Amir Hamzah, dan Sutan Takdir Alisyahbana.
Pengertian Novel Apa Yang dimaksud Novel ? Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel memunyai ciri bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi, menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi. Pengertian Novel Menurut Para Ahli Para ahli telah mendefinisikan novel ke dalam beberapa pengertian diantaranya 1. Drs. Jakob Sumardjo Novel adalah suatu bentuk sastra yang sangat populer di dunia, Bentuk sastra yang satu ini paling banyak beredar dan dicetak karena daya komunitasnya yang sangat luas di dalam masyarakat. 2. Dr. Nurhadi Novel adalah suatu bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya, sosial, pendidikan, dan moral. 3. Drs, Rostamaji, Novel adalah sebuah karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang mana keduanya saling berkaitan dengan karena saling berpengaruh dalam sebuah karya sastra. Ciri - ciri Novel Sebuah teks novel memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan ciri-ciri teks cerpen, apa saja mereka? Ciri spesifik dari sebuah novel dapat dijelaskan dengan singkat sebagai berikut Ciri-Ciri Novel secara Umum 1. Jumlah katanya lebih dari kata. 2. Terdiri dari setidaknya 100 halaman. 3. Waktu untuk membaca novel setidaknya 2 jam atau 120 menit. 4. Ceritanya lebih dari satu impresi, efek, dan emosi. 5. Alur ceritanya cukup kompleks. Seleksi ceritanya luas. 6. Ceritanya panjang, tapi banyak kalimat yang diulang-ulang. 7. Ditulis dengan narasi kemudian didukung dengan deskripsi untuk menggambarkan suasanya yang ada didalamnya. Itu tadi ciri-ciri novel secara umum, selanjutnya ada yang namanya novel terjemahan, novel angkatan 20 dan 30an, dan novel remaja. Ciri-Ciri Novel Terjemahan yang benar 1. Menonjolkan watak dan perilaku tokoh berdasarkan latar belakang sosial budaya asing karya novel tersebut diciptakan. 2. Nama-nama tokohnya tidak begitu familiar. Latar tempatnya tidak berada di Indonesia. 3. Bahasanya tidak mendayu-dayu. Ciri-Ciri Novel Angkatan 20 dan 30an 1. Bertema masalah adat dan kawin paksa. 2. Umumnya berisi kritikan terhadap adat lama. 3. Tokoh yang diceritakan dari muda hingga meninggal dunia. 4. Bahasanya kaku dan statis. Bahasanya sangat santun. 5. Konflik yang dialami para tokoh kebanyakan disebabkan perselisihan dalam memilih nilai kehidupan barat dan timur. 6. Menggunakan kata-kata yang berlebihan Ciri-Ciri Novel Remaja 1. Kebanyakan bertema tentang pertemanan atau persahabatan dan percintaan. 2. Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh remaja. Kalau kurang paham bisa gunakan tombol diskusi ya sobat pintar. 1. 1. Bacalah kedua kutipan novel berikut dengan saksama. Kutipan I Difa pun mengangguk. Di perjalanan pulang, Difa berpikir, Yanto telah salah menilai Abah. Abah itu ramah. Selain itu lucu, perutnya yang buncit berguncang saat ia tertawa. Kutipan II Aku paling sebal kalau adikku bertanya-tanya terus. Padahal aku sedang berkonsentrasi belajar. “Kevin, jawab dong, kalau adikmu tanya!” seru mamaku. Selalu itu teriakan mama, jika akutidak menggubris pertanyaan adikku. Perbedaan karakteristik kedua kutipan novel tersebut adalah ... A. Kutipan I Tokoh yang terlihat banyak, Kutipan II Tokoh yang terlihat dua B. Kutipan I Sudut pandang diaan, Kutipan II Sudut pandang akuan C. Kutipan I Latar tidak jelas, Kutipan II Latar jelas D. Kutipan I Amanat jelas, Kutipan II Amanat tidak jelas E. Kutipan I Penokohan jelas, Kutipan IIPenokohan tidak jelas JAWABAN BENAR B. Kutipan I Sudut pandang diaan, Kutipan II Sudut pandang akuan PEMBAHASAN Pembahasan Teks 1 menggunakan kata ganti orang ketiga ia; teks II menggunakan kata ganti orang pertama aku.
moeisgoodreads share book, menerangkan sifat sifat tokoh dari kutipan novel salah, download ebook gratis abdoel moeis salah asuhan pdf, salah asuhan zahrancapricorn, bro g resensi novel salah asuhan, download novel novel indonesia 20 30 diposting oleh unknown di 05 54 unsur instrinsik novel angkatan 20 30 judul salah asuhan abdoel moeis
Novel adalah karangan prosa yang panjang, yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dibandingkan dengan roman, model penceritaan novel tidak begitu terperinci. Ciri khas novel yaitu adanya perubahan nasib tokoh yang diceritakan. Sejarah novel Indonesia diawali sekitar tahun 1920-an, dengan pengarang seperti Marah Rusli, Merari Siregar, Sultan Takdir Alisjahbana, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Jamaluddin Adinegoro, Hamka Abdul Malik Karim Amrullah, Sariamin Selasih/Seleguri, Suman Hs. Hasibuan, Tulis Sutan Sati, Mohammad Kasim, dan Aman Datuk Madjoindo. Novel Indonesia tahun 1920 sampai 1930-an termasuk dalam angkatan Balai Pustaka. Balai Pustaka merupakan sebuah komisi Commissie voorchet volkslectuur yang didirikan pada tanggal 14 September 1908. Tujuan pendirian Balai Pustaka adalah 1 memberi bacaan kepada rakyat untuk menyaingi penerbitan Cina, yang dianggap membahayakan pemerintah Belanda serta 2 memasukkan tujuan utama pihak penjajah ke dalam jiwa bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa syarat naskah yang masuk ke Balai Pustaka, yakni netral dari agama, tidak mengandung politik, dan tidak menyinggung kesusilaan. Untuk meningkatkan pemahaman tentang novel Indonesia tahun 1920 sampai 1930-an berikut ini adat, kebiasaan, dan etika yang terdapat dalam beberapa novel angkatan Balai Pustaka. a. Adat Adat adalah suatu aturan/peraturan yang lazim diturut/dilakukan sesuai dengan situasi dan waktu tertentu. Adat diartikan sebagai hukum tak tertulis sehingga bersifat mengikat masyarakat penggunanya. Adat inilah yang akan menentukan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Jika tokoh mematuhi adat yang berlaku, maka ia dianggap tokoh yang baik dan layak ditiru. Sebaliknya, jika ada tokoh yang menentang atau tidak taat adat biasanya akan dijauhi atau dihukum sesuai adat yang berlaku. b. Kebiasaan Kebiasaan merupakan budaya atau tradisi masyarakat yang turun-temurun dilakukan. Kebiasaan terkait latar belakang budaya dalam cerita. c. Etika Etika berkaitan dengan apa yang dianggap baik atau buruk, atau sopan-tidak sopan pada kebiasaan tokoh-tokoh ceritanya. Etika berkaitan dengan moral atau perilaku yang terpengaruh oleh adat dan kebiasaan. d. Bahasa Bahasa yang digunakan pada karya sastra Angkatan 20-an dipengaruhi oleh bahasa daerah. Penggunaan ungkapan dan perbandingan sebagai bentuk kiasan banyak dijumpai dalam karya sastra angkatan 20-an. 1. Novel Azab dan SengsaraAzab dan Sengsara adalah sebuah novel tahun 1920 yang ditulis oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit besar di Indonesia kala itu. Novel ini mengisahkan sepasang kekasih, Amiruddin dan Mariamin, yang tidak dibolehkan menikah dan menderita. Novel ini dianggap sebagai novel modern pertama dalam bahasa Indonesia. Adat dan kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut. Menikahkan anak secara paksa jodoh dipilihkan orang tua Aminudin dijodohkan dengan wanita bukan pilihannya Harta merupakan pertimbangan dalam menjodohkan anak Mariamin berasal dari keluarga kurang mampu maka ditolak oleh keluarga Aminudin. Poligami laki-laki dengan istri lebih dari satu Kasibun mengku perjaka ternyata telah beristri, dan Mariamin dijadikan isteri kedua. Budaya makan keluarga selalu dilakukan bersama-sama lengkap; ayah, ibu, dan anak. Jika ada sesuatu hal yang di luar kebiasaan terjadi, maka anak diperbolehkan makan terlebih dahulu. Sementara istri harus tetap mengunggu suaminya. Anak harus menurut perintah ibunya. Kutipannya sebagai berikut. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut. Anak sangat berbakti kepada orang tuanya. Aminudin tak mencintai wanita pilihan orang tuanya namun tak berani menolak karena baktinya kepada orang tuanya. Isteri sangat taat kepada suaminya. Meskipun Mariamin ditipu oleh Kasibun yang mengaku perjaka, ia tetap berbakti kepada suaminya. Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Azab dan Sengsara" sebagai berikut. Telekomunkasi jarak jauh asih menggunakan surat atau telegram Pernikahan dipandang dari bibit, bebet, dan bobot Anak laki-laki biasanya pergi merantau untuk mencari pekerjaan 2. Novel Sengsara Membawa Nikmat Sengsara Membawa Nikmat merupakan judul sebuah novel karangan Tulis Sutan Sati yang diterbitkan pertama kali oleh Balai Pustaka pada tahun 1929. Dengan latar belakang adat budaya Minangkabau, novel ini berkisah tentang pengembaraan seorang tokoh utamanya yang bernama Midun. Gambaran pengembaraan yang diceritakan cukup realistis serta tidak terpaku di wilayah Sumatera saja namun juga sampai ke pulau Jawa. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Sengsara Membawa Nikmat" sebagai berikut. Agama dijunjung tinggiterutama Islam. Kehidupan masyarakatnya bergotong royong Penguasa sering semena-mena, bahkan berbuat kejam. Adat yang bisa ditemukan pada novel "Sengsara Membawa Nikmat" sebagai berikut. Mengenai warisan, harta benda yang ditinggalkan oleh yang meninggal menjadi hak/diambil alih oleh keluarga asal bukan keluarga setelah menikah Sumatra Aturan adat sangat ketat, dan bagi yang melanggar hukumannya berat Penyerahan kekuasaan terhadap penerusnya dalam suatu daerah diserahkan oleh pemegang jabatan/kekuasaan sebelumnya Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Sengsara Membawa Nikmat" sebagai berikut. Para pemuda memainkan permainan sepak raga prmainan bola kaki Masih jaman penjajahan Belanda Hampir semua pemuda di daerah tersebut mengenal ilmu bela diri Banyak penduduk yang tidak bisa membaca 3. Novel Salah Asuhan Salah Asuhan adalah sebuah novel Indonesia karya Abdoel Moeis yang diterbitkan tahun 1928 oleh Balai Pustaka. Novel yang kala itu terbit di Hindia Belanda ini sekarang telah dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia modern awal terbaik sepanjang masa. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Penolakan secara halus dan tidak menyakiti hati saat ada yang menyatakan perasaan. Bukti Ketika Hanafi mengemukakan isi hatinya. Belenggu Kebiasaan Bukti Sementara itu. walaupun mereka telah mengetahui bahwa Hanafi akan menikah dengan Corrie. Corrie menolak secara halus. Meminta maaf apabila berbuat salah. Bukti Maka ia meminta kepada istrinya supaya disediakan kain kafan pembungkus mayatnya. Adat yang bisa ditemukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Dilarang menikah beda suku. Bukti Corrie merasa tidak mungkin menjalin hubungan dengan Hanafi karena perbedaan budaya di antara mereka. Sebagai seorang istri, sudah sewajarnya menunggu suami di rumah. Seorang istri bagaimanapun juga harus bersikap hangat pada suami. Rapiah dan ibunya tetap menunggu kedatangan Hanafi di kampungnya. Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Hanafi Bergaul dengan orang Selama di Betawi, Hanafi dititipkan pada keluarga Belanda,sehingga dia setiap hari dididik secara Belanda dan bergaul dengan orang-orang Belanda. Pergaulan Hanafi setamat HBS juga tidak terlepas dari lingkungan orang-orang Eropa. Corrie Mengobrol bersama Mereka suka mengobrol berdua. Rapiah Menerima perlakuan suaminya dengan pasrah. Bukti Namun, Rapiah tak pernah melawan dan semua perlakuan Hanafi diterimanya dengan pasrah. Ibu Hanafi Memperhatikan Hanafi. Bukti Walaupun ibu Hanafi hanyalah seorang janda, dia menginginkananaknya menjadi orang pandai. Karena itu, ia bermaksud menyekolahkan Hanafi setinggi-tingginya. Selama sakit, Hanafi banyak mendapatkan nasihat dari ibunya. 4. Novel Siti Nurbaya Sitti Nurbaya adalah sebuah novel Indonesia yang ditulis oleh Marah Rusli. Novel ini diterbitkan oleh Balai Pustaka, penerbit nasional negeri Hindia Belanda, pada tahun 1922 Kebiasaan yang bisa ditemukan pada novel "Siti Nurbaya" sebagai berikut. Ia terbiasa memakai topi putih yang seringkali dipakai bangsa Belanda. Bukti kutipan "Topinya topi rumput putih yang biasa dipakai bangsa belanda" Seorang gadis yang selalu mengenakan gaun terbuat dari kain batis dengan motif kembang kembang berwarna merah jambu. Bukti kutipan "Gaunnya baju nona-nona terbuat dari kain batis yang berkembang merah jambu" Orang zaman dahulu merokok dengan cara yang berbeda dengan orang-orang zaman sekarang. Bukti kutipan "Dekat putri ini duduk saudaranya yang bungsu, Sutan Hamzah sedang menggulung rokok dengan daun nipah." Orang padang saat berbicara seringkali menggunakan peribahasa yang penuh arti. Bukti kutipan "Akan tetapi sebab ia seorang yang 'pandai hidup' sebagai kata peribahasa Melayu, selalulah rupanya seperti orang yang tak pernah kekuranagan. Seorang istri di masyarakat padang merupakan hamba dari laki-laki dan laki-laki itu adalah tuannya perempuan. Bukti kutipan "Bukankah laki-laki itu tuan perempuan dan perempuan itu hamba laki-laki? Tentu saja mereka boleh berbuat sekehendak hatinya kepada kita; disiksa, dipukul, dan didera dengan tiada diberi belanja yang cukup dan rumah tangga yang baik." Adat yang bisa ditemukan pada novel "Siti Nurbaya" sebagai berikut. Jika akan melaksanakan proses perdukunan, hendaklah harus menyiapkan syarat-syaratnya. Bukti kutipan "Baiklah... Hamba mohon perasapan dan kemenyan serta air bersih secambung dan sirih kuning tujuh lembar." Di Padang, pernikahan dipandang sebagai perniagaan, laki-laki dibeli oleh perempuan, karna perempuan memberi uang kepada laki-laki. Bukti kutipan "Perkawinan itu dipandang sebagai perniagaan, disini laki-laki dibeli oleh perempuan" Di gunung Padang terdapat banyak kuburan, dan pada moment tertentu, tempat itu ramai dikunjungi pendatang yang ingin mendoakan arwah yang telah pergi. Bukti kutipan " Memang digunung itu banyak kuburan, sedang dipuncaknya adalah sebuah makam, didalam suatu gua batu, tempat yang berkaul dan bernazar. Sekali setahun, saat-saat akan masuk puasa pada waktu hari raya, penuhlah gunung itu dengan penziarah..." Orang besar, penghulu/orang berpangkat tinggi yang memiliki istri lebih dari 1 sudah banyak, sebab itulah adat di Padang, sebab dengan memiliki banyak istri, itu berarti dia meiliki banyak keturunan. Bukti kutipan "Sekalian penghulu di Padang ini beristeri 2,3, sampai 4 orang. Bukankah harus orang besar itu beristri banyak?" Saat ingin makan, sebelumnya harus menyiapkan makan terlebih dahulu dan bersikap seperti ada yang sudah ada. Bukti kutipan ".... menyediakan makanan diatas tikar rumput yang telah dialas dengan kain putih, terbentang di tengah rumah. Beberapa lama kemudian, duduklah Ahmad Maulana makan dihadapi istrinya, sedang Alimah & Nurbaya duduk jauh sedikit dari sana...." Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Asuhan" sebagai berikut. Janganlah kamu bersenang-senang diatas penderitaan orang lain. Bukti kutipan "Tatkala ayahku telah jatuh miskin, pura-pura kau tolong Ia dengan meminjamkan uang kepadanya, tetapi maksudmu yang sebenarnya hendak menjerumuskannya ke jurang yang terlebih dalam, karena hatimu terlebih bengis daripada setan itu, belum puas lagi." Apabila ada tamu yang datang hendaknya kita menyediakan minuman dan makanan kecil. Bukti kutipan "Sementara itu segala kue-kue yang lezat rasanya, diedarkanlah, dibawa kepada sekalian tamu. Demikian pula minum-minuman..." Sebagai anak muda, hendaklah kita menghormati dan menghargai orang yang lebih tua. Bukti kutipan "Ah jangan Sam. Kasihanilah orang tua itu! Karena ia bukan baru sehari dua hari bekerja pada ayahmu. melainkan telah bertahun-tahun. Dan belum ada ia berbuat kesalahan apa-apa." Jika sedang bermain dengan teman, sebaiknya kita menjaga tingkah laku. Bukti kutipan "Baiklah, tetapi hati-hati engkau menjaga dirimu dan si Nurbaya! Janganlah engkau berlaku yang tiada senonoh!" Jika orang tua kita sedang berbincang dengan tamu, dan kita tidak berkepentingan, sebaiknya kita masuk dan tidak perlu mendengarkan pembicaraan mereka. Bukti kutipan "Kemudian masuklah ia kedalam biliknya. Rupanya ia mengerti bahwa orangtuanya itu sedang memperbnincangkan hal yang tak boleh didengarnya." 5. Novel Salah Pilih Adat yang bisa ditemukan pada novel "Salah Pilih" sebagai berikut. Jika sedarah dilarang menikah, karena Asri dan Asnah sudah tinggal bersama maka penduduk desa menganggap bahwa mereka adalah sedarah sebenarnya tidak, tidak ada ikatan darah apapun. Karena merasa tidak bersalah mereka akhirnya menikah dan mereka harus keluar dari Minangkabau. Harta dan kedudukan, Rangkayo Saleah tidak menyetujui pernikahan anaknya karena mengira Kaharuddin menikah dengan wanita yang tak tentu asal usulnya sebenarnya wanita tersebut adalah anak saudagar batik. Etika moral yang dapat kita temukan pada novel "Salah Pilih" sebagai berikut. Anak yang berbakti terhadap orang tuanya, meskipun Asri ingin melanjutkan sekolah sampai menjadi dokter namun, karena ibunya memintanya untuk pulang ke kampung halamannya dan bekerja di kampung. Akhirnya Asri menuruti keinginan ibunya. Kita harus tegar menghadapi cobaan, sikap Asnah yang sabar dan tulus mencintai Asri membuahkan hasil yang manis walaupun ia harus menghadapi berbagai cacian dari Saniah. Berkat keteguhan dan kesabaran hati Asnah dalam mencintai Asri membawa kebahagiaan di akhir cerita. Kita harus bekerja keras, awal kepindahannya di Jawa, Asri dan Asnah dijauhi oleh orang-orang yang sama-sama berniaga di Jawa. Karena kerja keras mereka, akhirnya mereka dapat memajukan usahanya. Bertanggung jawab, Asri tidak berniat sedikit pun untuk menceraikan Saniah meskipun Saniah bukanlah jodoh yang terbaik.CiriCiri Novel Angkatan 20 dan 30an . 1. Bertema masalah adat dan kawin paksa. 2. Umumnya berisi kritikan terhadap adat lama. 3. Tokoh yang diceritakan dari muda hingga meninggal dunia. Bacalah kedua kutipan novel berikut dengan saksama. Kutipan I. Difa pun mengangguk. Di perjalanan pulang, Difa berpikir, Yanto telah salah menilai Abah Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Masih ingat kisah Siti Nurbaya ?itulah salah satu novel populer dizaman penerbit balai pustaka. Dulu, kebanyakan novel-novel masih memiliki tema yang sama dan cerita yang sebenarnya mirip. Karena masih baru, buku-buku pun tidak beragam dari jumlah maupun judulnya. Mungkin, itu karena cerita itulah yang menjadi bacaan menarik dan bagus dikalangan masyarakat yang minim minat baca, apalagi Novel yang cuma berisi tulisan kecil-kecil. Beberapa tahun kemudian, muncullah angkatan 45 yang lebih banyak menceritakan perjuangan saat kemerdekaan, karena tercipta dari keadaan nyata Indonesia. Saat itu, lahirlah penulis baru dan cerita angkatan 20-30 an mulai sirna. Lalu, pada masa sekitar 90'an yang mulai menceritakan kehidupan remaja, contohnya Lupus. Ada yang baru dalam penulisan novel di era 90'an yang mulai memperkenalkan gaya bahasa yang lebih luwes dan gaul. Meski banyak cerita remaja, namun penulis remaja masih sedikit. Nah, kini di era 2000-an masih didominasi oleh novel remaja yang kental nuansa romansa dan masa-masa sekolah menengah, banyak ide cerita segar yang digelontorkan penulis yang rata-rata masih remaja atau remaja dewasa itu, walaupun zaman sekarang ini, para penulis fiksi harus membuat karya yang benar-benar orisinil dan Tema yang lebih luas dari sekedar percintaan, agar bisa bersaing. Bagaimana perkembangan buku di masa depan ? Apakah semakin bagus atau buku sudah tergantikan gadget. Lihat Catatan SelengkapnyaWL0b3zD.